POLITIK INDOMIE ala SBY
"Dari Sabang sampai Marauke...
SBY dari dan bagi Indonesia... SBY Presidenku"
Nampak wajah Mike 'Idol' dan Yudika 'Idol' beserta ekstras yang ikut koor dalam melodi lagu iklan ‘SBY Presidenku’ itu. Aslinya, notasi lagu itu adalah lagu tema iklan produk makanan instan 'Indomie' ciptaan sang legenda almarhum A. Riyanto.
Setidaknya, 5 tahun terakhir, lagu itu terus mengudara diberbagai stasion tv. Tentu saja mereka telah mmenghafalkannya diluar kepala. Tak pelak lagi, iklan kampanye 'Sby-Boediono' menarik perhatian pemirsa. Termasuk saya. Dari "imajinasi" makanan instan cepat saji itu, melompat ke "imajinasi baru" yakni imajinasi politik Indonesia.
Bayangkan, untung tidak terjadi, jika iklan kampanye SBY-Boediono mengadaptasi lagi 'Cari Jodoh' dari Wali Band?
"Timur ke Barat, Selatan ke Utara....
Ibu-Ibu Bapak-bapak, siapa yang punya anak bilang aku,aku yang tengah malu sama
teman-temanku, karena cuma diriku yang tak laku-laku..."
Padahal, dalam konteks kesenian maupun politik, sosok 'SBY' selama ini pun dikenal sebagai pencipta lagu dan puisi. Tim sukses sesungguhnya bisa menggunakan lagu ciptaan SBY sendiri untuk menjaid lagu tema pada iklan kampanye-nya. Bukankah SBY pernah merilis karya ciptanya yang dinyanyikan sejumlah seniman di bawah bendera Nagaswara?
Bahkan, SBY yang konon bisa menyanyi itu, langsung menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Selain mengesankan kreatifitas berksenian, sekaligus lebih pantas dan menawan secara politik.
Apapun, lagu tema iklan politik SBY-Boediono sudah bergulir dan kini telah menjadi 'public domain'. Artinya, masyarakat berhak memberikan penilaiannya, perasaanya, responnya dan sikapnya saat mendengarkan lagu 'Indomie-an' itu. Dan catatan ini mengalir beigtu saja, karena mengusik cara pandang saya terhadap iklan politik di televisi. Menurut saya, lagu 'Indomie-an' itu memiliki efek ganda yang saling bertolak-belakang.
Pertama;
Masyarakat jadi lebih mudah melagukannya dengan lirik baru yang sarat pesan politik itu. Dan mungkin saja masyarakat beranalogi positif; bahwa pasangan SBY-Boediono seperti juga market share produk 'Indomie' , yakni makanan yang disasarkan dan tebukti telah akrab dan familiar dengan jutaan penduduk miskin di tanah air.
Kedua;
Sebaliknya, masyarakat beranggapan bahwa iklan itu tidak kreatif bahkan mubazir, karena menenggelamkan citra SBY-Boediono dan tanpa sadar telah mengangkat citra 'Indomie' sebagai makanan instan. Secara pribadi saya punya analogi sendiri, bahwa; pasangan SBY-Boediono adalah pasangan yang serba instan alias cepat saji seperti 'Indomie' yang menjadi santapan sehari-hari masyarakat Indonesia. “Kok mau memilih pemimpin yang instan sih?”
No bodys perfect!
Bisa saja, persepsi saya yang keliru dan tidak sempurna. Tapi boleh jadi, tim sukses 'SBY-Boedino' dari Fox Indonesia yang kurang sempurna dalam memilih tema lagu dengan mengadaptasi lagu 'Indomie' itu?
Walla'huallam bissawab...
Biarlah masyarakat yang menilai, kemudian menentukan pilihannya.
Ohya, baca juga artikel: Nissan X-trail Mobil SUV Tangguh dan Sporty Terbaik
0 komentar:
Posting Komentar